Minggu, 10 Juli 2011

MENGOPTIMALKAN KECERDASAN DENGAN PUASA RAMADHAN


Mengoptimalkan  Kecerdasan dengan Puasa Ramadhan


Oleh : Bidan  Elly DM
Bidan Praktek Swasta dan Staff Pendidik di Surabaya
Saat ini banyak pelatihan yang mengangkat tema bagaimana menumbuhkan sebuah kecerdasan. Pelatihan semacam ini ternyata banyak menarik peserta dengan jumlah yang cukup banyak, walaupun bisa dikatakan untuk memperoleh pelatihan ini tidak sedikit uang yang kita kuras dari kantong kita. Pelatihan menumbuhkan kecerdasan ini diminati tidak hanya dari kalangan dewasa, melainkan juga diminati oleh kalangan remaja bahkan anak- anak yang masih duduk di sekolah dasar dan taman kanak- kanak. Tak terbatas pada ukuran usia saja, melainkan dari kalangan profesi pun tidak mau ketinggalan untuk menjadi peserta pelatihan tersebut. Hal ini berarti bahwa keserdasan tidak hanya dibutuhkan oleh kalangan akademis, ulama atau  terfokus pada satu profesi saja, melainkan sudah menjadi kebutuhan setiap manusia dibumi yang  masih ingin berkarya.
Fakta membuktikan bahwa  salah satu menuju jalan sukses adalah dengan kecerdasan. Namun kenyataan sekarang pengertian kecerdasan itu sendiri masih sebatas pelebelan pada salah satu jenis kecerdasan saja yaitu kecerdasan intelegensia atau kecerdasan intelektual. Banyak perusahaan yang menseleksi pegawai masih menjadikan gelar akademis yang bersanding di belakang nama, atau juga masih tertarik dengan tingginya IPK sebagai persyaratan menjadi pegawainya. Dengan harapan bahwa dengan gelar yang panjang dan IPK tinggi tersebut dapat mendongkrak mutu produksi. Ternyata tidak demikian adanya, banyak perusahan yang gulung tikar karena masih mengagungkan kecerdasan intelektual pada pegawainya. Walaupun demikian, penilaian negatif tidak selalu diberikan pada satu kecerdasan ini, karena kecerdasan inelektual akan menuntun kita pada perbuatan tafakur ( pemikiran ) yang dilandasi dengan logika. Akibat pemikiran yang bersifat logika ini akan melahirkan sebuah cita- cita . Semetara itu untuk mencapai sebuah cita – cita ini tentu saja diiringi dengan sebuah perencanaan yang tepat.  Tugas utama dari kecerdasan intelektual ini adalah membuat perencanaan sampai menentukan langkah pencapaian.
Kecerdasan intelektual belum cukup untuk menuju jalan kesuksesan . salah satu partner dari kecerdasan intelektual adalah kecerdasan emosional. Kecerdasan emosional memiliki 5 unsur yaitu menghargai emosi diri sendiri dan orang lain, mengatur emosi sendiri dan orang lain, menggunakan emosi secara adaptif, memotivasi diri, dan mengelola hubungan.
Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang mengakui keesaan ALLAH, yang berarti memberikan makna ibadah pada setiap prilaku dan kegiatan kita. Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang paling tinggi kedudukanya diantara 2 kecerdasan diatas. Kecerdasan ini juga merupakan landasan yang diperlukan untuk memfungsikan kecerdasan intelektual dan emosional. Sedangkan kecerdasan yang terakhir adalah kecerdasan social. Kecerdasan social ini akan mengajarkan kita bagaimana membentuk suatu hubungan manusia dengan manusia, bekerja sama , berjamaah ( bekerja bersama ), serta keperdulian social yang tinggi.
Semua kecerdasan tersebut berada satu lintasan dan telah bernaung di setiap hati manusia atau dalam islam disebut fitrah ( God Spot ). Banyak cara untuk mengoptimalkan kecerdasan yang sebenarnya telah di anugrahkan pada kita semenjak roh kita ditiupkan. Mempelajari sebuah teori keseluruhan kecerdasan di sebuah universitas atau perguruan tinggi belum cukup untuk mencapai sebuah kesuksesan, tetapi harus di iringi dengan sebuah aplikatif tindakan. Salah satu cara yang bisa kita lakukan untuk mengoptimalkan kecerdasan tersebut  tanpa mengeluarkan biaya yang banyak adalah dengan menjalankan puasa bulan Ramadahan
Dalam surat Al- Baqoroh : 183 “Hai orang – orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang – orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”. Dalam agama islam, puasa adalah rukun Islam yang ke empat dari kelima rukun islam yang telah dijelaskan Rosulullah saw dalam hadistnya “ Islam dibangun atas lima dasar : bersaksi tiada tuhan yang wajib disembah selain ALLAH dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan sholat, menunaikan zakat, berpuasa dibulan ramadhan, dan melaksanakan haji ke baitullah bagi orang yang mampu menempuh perjalanan kesana  (HR Mutafaq’alaih) “.Islam telah mengenal beberapa jenis puasa, salah satunya adalah puasa ramadhan. Puasa sendiri mempunyai arti tidak makan dan tidak minum dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari. Namun sebenarnya, puasa tidak hanya menahan makan dan minum saja, melainkan  menahan seluruh hawa nafsu. Diantara perkara yang tidak kalah penting dari sekedar menahan hawa nafsu adalah bahwa puasa ramadahan mampu memperbaruhi 10% sel – sel tubuh pada sepuluh hari pertama Ramadhan, memperbaruhi 66% sel – sel tubuh pada sepuluh hari kedua, dan pada sepuluh hari terakir , puasa dapat memperbaruhi seluruh sel- sel tubuh. Dan pada puncaknya, bahwa puasa dapat mengoptimalkan kecerdasan dan kemampuan untuk kosentrasi. Eksperimen ilmiah menegaskan bahwa mengkonsumsi kadar makanan yang rendah kandungan kalorinya dapat membantu memelihara sel- sel otak dan saraf serta menambah kemampuan sel- sel tersebut melakukan pembaharuan dan pada akhirnya menambah kekuatan daya ingat.hal ini berarti bahwa puasa akan mengoptimalkan kecerdasan intelaktual bagi yang menjalankanya dengan benar. Ketika kita menjalankan ibadah puasa ramadhan, berarti kita berada pada suatu keyakinan yang continue bahwa saat ini kita berada dilapangan ALLAH dan ALLAH begitu dekat dengan kita. Secara otomatis diri kita patuh akan menjauhi dosa – dosa kecil dan besar  serta senantisa mencari rahmat dan pahala NYA. Jika sudah demikian maka ruh kita memiliki derajat yang lebih tinggi dan mampu mengalahkan syahwat. Sejak saat itulah kita menjadi pribadi berakhlak luwes yang menghargai emosi diri sendiri dan orang lain, mengatur emosi sendiri dan orang lain, menggunakan emosi secara adaptif, memotivasi diri, dan mengelola hubungan. Rosulullah dalam hadistnya “ siapa yang menyediakan hidangan berbuka puasa untuk orang yang berpuasa , niscaya ia akan memperoleh pahala yang sama dengannya tanpa sedikitpun mengurangi pahala orang yang berpuasa “. Hadist tersebut memberikan kita sebuah perenungan bahwa di dalam ibadah puasa ramadhan mendidik kita untuk menjadi sosok yang dermawan, semata hanya karena untuk meraih pahala dariNYA. Selain itu, puasa ramadhan juga mampu meluruskan kepribadian untuk berinteraksi dengan orang lain,  bekerja sama dan bekerja bersama, menjadikan pribadi yang tidak egois dan bangga diri .
Sampai saat ini para ilmuwan memandang bahwa puasa adalah fenomena penting dan suci, dan tidak akan belangsung kehidupan yang stabil dan kesehatan yang sempurna tanpa puasa. Dari sini lah tampak hikmah illahi yang terkandung dalam puasa Ramadhan.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa Ramadhan bagi yang menjalankan. Semoga ALLAH SWT menyempurnakan puasa kita semua.
Take time to think, it is the source of power. Take a time to Read,It is foundation of wisdom. Take a time to Quiet, it is the opportunity to seek God. Take time to dream, it is the future made of. Take time to pray, it is the greatest power on earth.

1 komentar:

  1. kecerdasan spritual emang harus kita kembangkan, dan sayangnya owner-owner perusahaan di Indonesia tidak bisa melihat hal yang demikian....

    salam kenal dari blogger seberang (^_^)

    BalasHapus